Beranda | Artikel
Kami Tidak Mentahdzir Masyaikh, Kami Mentahdzir Penyelenggara Daurah Adalah Hizbi
Jumat, 20 Februari 2004

NASEHAT MASYAIKH KETIKA DAUROH DI MASJID AL-GHUROBA BRIXTON INGGRIS

Oleh
Syaikh DR Muhammad bin Musa Alu Nashr
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi

Kata Pengantar
Berikut ini merupakan nasehat Syaikh Ali Hasan al-Halabi dan Syaikh Muhammad Musa Nashr -hafizhahumallahu wa nafa’allahu bihima- kepada salafiyin dan orang-orang yang terpengaruh dengan manhaj Haddadiyin yang mereka sampaikan di “National Salafee Conference 2004” Brixton tahun kemarin. Sengaja, kami menterjemahkan nasehat mereka karena keadaan dakwah salafiyah di Inggris, dan belahan dunia negeri lainnya (inna lillahi wa inna ‘ilaihi raji’un) tidaklah jauh berbeda dengan negeri kita ini.

Masih membekas “Dauroh Ilmiyah fi Masa`ilil Ilmiyyah wal Manhajiyah” yang diadakan oleh Ma’had Ali Al-Irsyad yang digagas oleh Fadhilatul Ustadz Abu Auf Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi as-Salafi dan asatidzah salafiyah lainnya, ditahdzir dan dijarh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, para pendengki dan barisan sakit hati yang terpengaruh dengan manhaj Haddadiyah al-Halikah (yang membinasakan)

Semoga nasehat syaikh Ali Hasan dan syaikh Muhammad Musa Nashr ini, dapat menjadi air segar dan embun yang sejuk, yang dapat membasahi dan mendinginkan hati kita agar lebih istiqomah di jalan dakwah salafiyah, yang terbebas dari hizbiyah, harokiyah, terutama sururiyah dan haddadiyah… Semoga kita terhindar dari manhaj tamyi’ dan ghuluw, dari sikap tasaahul dan tasyadud, semoga dakwah kita bisa menjadi dakwah yang mubarokah, yang menegakkan hujjah dan bayan dengan hikmah sehingga ummat mau menerimanya, bukan dakwah yang syiddah dan anfah (bengis) yang hanya mampu membawa kepada tanfir (larinya ummat) dari kebenaran… Semoga Allah melindungi kita dari manhaj yang rusak dan binasa, manhajnya haddadiyah al-maqitah yang membawa bencana kepada fitnah ikhtilaf dan iftiroq, ashobiyah syakhshiyah (fanatik kepada perseorangan) dan tabdi’ (memvonis mubtadi’), tajrih (mencela), tahjir (mengisolir/memboikot) serta muqotho’ah (memutuskan hubungan silaturrahim) yang kini menjangkiti sebagian saudara-saudara kita salafiyin, Allahu yahdihim!!!

Pertanyaan.
Apa yang kita katakan kepada mereka yang mentahdzir dauroh ini (“The National Salafi Conference 2004” di Brixton) yang mana mereka mengatakan bahwa “kami tidak mentahdzir masyaikh namun kami mentahdzir Masjid dan panitia yang mengorganisir Dauroh, karena mereka adalah hizbi?”

Jawaban.
[1]. Syaikh DR Muhammad bin Musa Alu Nashr
Ini saatnya bagi seorang Muslim untuk berfikir dengan akalnya dan menggunakan akalnya secara baik dan meninggalkan taklid. Suatu hal yang membuat saya heran adalah, apakah kalian mempercayai bahwa orang-orang yang terlibat dengan hizbiyah akan mencintai ulama dan murid-murid mereka? Apakah mereka akan mengundang murid-murid yang telah belajar kepada ulama-ulama besar ini, supaya hadir dan memberikan ceramah? Apakah kalian mempercayai hal ini?? Hal ini adalah dua hal yang saling berlawanan yang tidak mungkin dapat bersama.

Jika kalian katakan bahwa saudara-saudara yang mengorganisir Dauroh ini (ikhwan dari Masjid al-Ghuroba, Luton, Inggris, pent) memiliki kehizbiyahan tertentu, maka jelaskan pada kami dan kepada mereka, karena agama ini berdasarkan di atas nasihat yang tulus. Apakah kita tidak seharusnya melaksanakan apa yang diwasiatkan Allah kepada kita, yaitu untuk saling berwasiat kepada kebenaran dan saling berwasiat di atas kesabaran? Dan saling mengajak kepada kebenaran dan kesabaran daripada bersembunyi di balik tembok?

Ini adalah suatu musykilah (problema), setelah malam berganti siang, tidaklah mungkin menuduh seseorang sebagai hizbiyah tanpa bukti, dan ucapan ini sangat jauh dari adanya bukti, tidak ada bukti pada ucapan mereka! Dan kita -alhamdulillah- adalah orang yang paling berhasrat menyingkirkan hizbiyah dan memeranginya dengan segala hal yang mampu kita lakukan. Kita telah dikenal dengan (sikap seperti ini terhadap hizbiyah) dan kita tidak dikenal sebagai orang yang menggadaikan agama kita dan bekerjasama dengan mereka (hizbiyun).

Jawaban
[2]. Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi
Tahun kemarin, tuduhan ini sedikit berbeda. Tahun kemarin yang terjadi adalah masyaikh, Lajnah (panitia) yang mempersiapkan dauroh dan Masjid seluruhnya adalah hizbi. Tahun ini, ada suatu hal yang agak sedikit berbeda, dimana masyaikh tidak lagi hizbi, namun Masjidnya masih hizbi. Tahun kemarin kami hadir, beberapa orang bahkan tidak mau mengucapkan salam kepada kami. Kami datang menempuh perjalanan dari jarak yang jauh dan waktu yang lama, untuk menghadiri, memberikan ceramah dan ambil bagian di Dauroh ini. Mereka mengatakan kepada kami, bahwa kami bingung terhadap dakwah dan kami kami tidak jelas (manhajnya), namun kami adalah orang yang… kami di sini tidak bermaksud memuji diri kami sendiri namun ini adalah perkataan yang benar, bahwa setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala menanamkan akar dakwah (salafiyah) pada negeri ini lebih dari 10 tahun yang lalu, dan bahkan kami telah datang ke sini semenjak itu.

Apa yang menyebabkan mereka merubah tuduhan mereka? Dengan satu alasan, yaitu bahwa bangunan mereka mempunyai suatu kelemahan, bangunan tersebut tidak begitu kuat sebagaimana kami datang sebelumnya. Nasehat kami kepada mereka adalah, takutlah kepada Allah terhadap diri mereka sendiri dan terhadap saudara mereka. Duduklah kalian sejenak dan muhasabahlah, karena hati seorang hamba berada diantara dua jari jemari ar-Rahman. Serigala akan memangsa domba yang tersesat dari kawanannya.

Jadi… yang tampak dari pertanyaan ini adalah, mereka telah melihat orang-orang yang hadir pada dauroh tahun ini, dan kenyataannya bahwa orang-orang yang hadir di dalam dauroh ini tidak mampu ditampung oleh Masjid, sehingga rasa dengki dan hasad memasuki hati mereka, dan mereka menuduh ikhwan yang mengatur dauroh ini adalah hizbiyah.

Yang seharusnya kita lakukan adalah, kita harus meyakinkan supaya hati kita terikat dengan para masyaikh salafiyah. Orang-orang seperti ini (yang menuduh) suatu hari akan dipermalukan atau jika Allah menghendaki, mereka akan bergabung dengan kita di jalan dakwah. Segala hal yang telah kami ucapkan ini, tidak berarti bahwa kita tidak dapat memberikan nasehat dan kritik yang membangun, kritik yang akan memperbaiki hubungan dan orang-orang yang kita berhubungan dengannya.

Kita semua ini adalah manusia dan kita semua berbuat kesalahan, namun menuduh seseorang tanpa ada bukti, maka tuduhan tak berdasar tidaklah diterima di dalam agama. Kami telah katakan berulang kali, supaya tidak (meniti) kepada jalan ini, manhaj ini dan orang yang mempraktekan manhaj atau jalan ini, dia tidaklah menghancurkan seorangpun melainkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita harus menutup pintu dari mentalitas yang seperti ini, jika seseorang menyimpang ke kanan atau ke kiri maka dia harus diluruskan, namun tidak dengan manhaj dan jalan ini.

Kami tidak dapat menggunakan manhaj kaum sufi dan mengatakan bahwa hatiku meriwayatkan kepadaku yang bersumber dari tuhanku bahwa fulan dan fulan adalah begini… karena yang demikian ini bukanlah manhaj kita, tanpa dasar dan tanpa bukti menuduh orang sesuatu yang tidak benar. Kebenaran itu lebih besar dari seorangpun diantara kami dan setiap orang harus saling mengingatkan satu dengan lainnya dengan cara terbaik dan menyeru lainnya kepada hal tersebut. (selesai)

[Sumber http://abusalma.blogspot.com/2005/06/nasehat-syaikh-ali-hasan-dan-syaikh.html]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/254-kami-tidak-mentahdzir-masyaikh-namun-kami-mentahdzir-penyelenggara-daurah-adalah-hizbi.html